Pengertian, Kaidah- Kaidah dan Konsep Dasar Fiqih
Dakwah Dalam Memahami Sikap Prilaku Sosial Manusia dan Lingkungannya
a. Pengertian
Fiqh dakwah[1]Dalam perkembangannya, fiqh telah dikaji secara
tematis, sehinga muncul istilah istilah baru yang merujuk pada masalah fiqh
antara lain fiqh kedokteran, fiqh wanita dan fiqh dakwah (masalah yang terkait
dengan kegiatan dakwah).dan lain- lain. Istilah
yang masih sepadan dengan pembahasan fiqh dakwah ialah fiqh al sirah (fiqh
sejarah nabi Muhammad saw), fiqh al waqi’ (fiqh realitas), fiqh al masuliah
(fiqh tanggung jawab sosial).
Defenisi
fiqh al waqi’ adalah menjabarkan sumber ilmu pengetahuan yang masih bersifat
global dalam alquran dan al sunnah ke dalam kejadian kejadian yang ada pada
setiap waktu dan tempat, bukan mencari dasar untuk suatu dasar atau peristiwa. Fiqih ini menekankan pada nas yang terkait dengan perbuatan manusia,
termasuk manusia sebagai sasaran dakwah.
Demikian pula, fiqh al
masuliah juga membahas tugas tugas seorang muslim terhadap masyarakatnya.
Diantara tugas tugas tersebut ialah ia berkewajiban menjadi seorang pendakwah.[2]
Fiqh dakwah dapat
dikelompokkan ke dalam wilayah muamalah, oleh karena itu penjelasan tentang
dakwah dalam alquran dan hadis tidak terperinci.
Secara bahasa Fiqh
dakwah berasal dari dua kata yaitu fiqh dan dakwah. Kata fiqih (فقه)
secara bahasa punya dua makna. Makna pertama adalah al fahmu al mujarrad
(الفهم المجرد),
yang artinya adalah mengerti secara langsung atau sekedar mengerti saja Makna
yang kedua adalah al fahmu ad daqiq (الفهم الدقيق),
yang artinya adalah mengerti atau memahami secara mendalam dan lebih luas.[3]Sedangkan
dalam istilah fiqih yaitu : ”Ilmu yang membahas hukum-hukum syariat bidang
amaliyah (perbuatan nyata) yang diambil dari dalil-dalil secara rinci,”[4]
Sedangkan kata dakwah
berasal dari kata da’a yang berarti menyeru, mengajak. Adapaun makna lain dari
dakwah yaitu :
1. An-Nida artinya memanggilda’a
fulanahun ila fulanah (si fulan memanggil si fulan)
2. Menyeru, ad du’a ila
sya’iarinya menyeru dan mendorong kepada sesuatu
3. Ad – dakwah’wat ila
qaddiyat artinya : menegaskan atau membelanya, baik terhadap yang hak maupun
yang bathil, yang positif maupun yang negative.[5]
Sedangkan secara
istilah dakwah yaitu: kegiatan menyeru dan menyakinkan orang lain supaya
menerima sesuatu kepercayaan. Dakwah juga adalah mengajak untuk patuh kepada
ajaran agama Islam dengan lebih sempurna.
Dari pengertian di atas,
dapat di tarik kesimpulan tentang pengerian fiqh dakwah yaitu :memberi
kefahaman, pengetahuan, mengenali hak diri dan tanggungjawab sebagai seorang
yang menyebarkan seruan Islam kepada semua manusia untuk mengajak mereka
mengenali Allah. Selain dari itu juga, fiqh dakwah adalah untuk mengajak atau
menyeru manusia untuk mengamalkan ajaran Islam dengan lebih sempurna lagi.
Dari pengertian diatas,
dapat di intiisarikan dakwah islam itu terdapat dalam surat alfatiah, karena
titik tuju dakwah islam itu member pengertian kepada umat manusia agar
mengambil segala Allah SWT yang terkandung dalam Al-Qur'an untuk jalan hidupnya[6].
Adapun yang membedakan fiqh dakwah dengan ilmu dakwah adalah , ilmu dakwah
membahas apa adanya tentang kegiatan dakwah, sedangkan fiqih dakwah membahas
apa yang seharusnya di lakukan dalam kegiatan dakwah. Jika teologi dakwah
laksana motor yang berfungsi sebagai pendorong, maka ilmu dakwah adalah
kendaraan beserta komponenya, dan fiqh dakwah merupakan jalan beserta rambu-
rambunya. Dengan kata lain, agar bersemangat dalam berdakwah kita belajar
teologi dakwah, untuk menemukan strategi dakwah kita mempelajari ilmu dakwah,
dan supaya dakwah kita terarah dnegan benar dibutuhkan kajian tentang fiqh
dakwah. [7]
b. Kaidah- Kaidah Fikih
Dakwah
Kaidah –kaidah fiqih
dakwah sering di pakai dalam memutuskan perkara hukum. Kaidah fiqih sering di
rumuskan dengan kata yang singkat tapi dengan makna yang padat. Ada kaidah yang
di dasarkan pada ayat suci Al-Qur'an dan hadits nabi Muhammad SAW dan adapula
kaidah yang merupakan generalisasi dari berbagia kasus.
Ada dua bentuk kaidah
yang dapat di manfaatkan untuk kegiatan dakwah yaitu[8]
:
1. Kaidah fiqih untuk dakwah
(Al-qawa’id Al-fiqiyah li Al-Qur'an- dakwah ) yang di jadikan sebagai
instrument yang berkenaan dengan dakwah.
2. Prinsip – prinsip
dakwah (Al-Qawa’id li dakwah ) yang menjadi strategi, metode, atau teknik dalam
mencapai dakwah yang efektif.
Selain bentuk kaidah
diatas, dalam fiqih dakwah juga dikenal beberapa kaidah lain yaitu[9]
:
1. Memberi keteladanan
sebelum berdakwah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia teladan adalah memberikan contoh yang
baik, atau menjadi contoh yang patut ditiru. Hal itulah yang harus dimiliki
oleh seorang da’i. dalam menjadi seorang teladan, da’I dapat melihat contoh
yang ada pada diri nabi Muhammad SAW, seperti yang dijelaskan dalam surat al –
ahzab : 21
ô‰s)©9 tb%x. öNä3s9 ’Îû ÉAqß™u‘ «!$# îouqó™é& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöqu‹ø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21).
Seorang mukmin sejati wajib memulai sesuatu dari dirinya sebelum dia
mengajak orang lain. Adalah mudah bagi seseorang untuk mengaku beragama, akan
tetapi memang sulit untuk mempraktekkannya pada diri sendiri dan menjadi
dirinya sebagai panutan yang dicontoh bagi umat manusia.
2. Mengikat hati sebelum
menjelaskan
a. Prinsip kasih sayang
(arrahman arrahim) seperti yang terdapat dalam surat al Anbiya’ 107
!$tBur š»oYù=y™ö‘r& žwÎ) ZptHôqy‘ šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ
Artinya : Dan
Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.( Q.S al Anbiya’ 107)
b. Prinsip adabtasi dengan
kondisi dan situasi apapun yaitu tetap berdakwah meski dalam keadaan senang
maupun susah
c. Prinip berkata dengan
perkataan yang lemah, lembut, sopan serta bahasa yang menyentuh hati seperi
dalam surat Ali- Imran 159
d. Prinsip sabar dalam
menghadapi cobaan yaitu dalam surat an-Nahl 126-127
3. Mengenal sebelum
Memberi Beban
Para dai harus menjelaskan secara rinci apa-apa yang ingin mereka sampaikan
kepada objek dakwah , sebelum memberi beban kepada mereka. Memberi tahu sumber
makrifat dan segala motivasi serta tujuan yang melandasi semua amalan tersebut.
Dai harus memberitahu sumber taklif atau landasan beramal agar hati orang yang
beramal mantap dan menambah kesanggupannya dalam ketaatan.
Fase pengenalan sangat penting dalam dakwah, karena apabila seorang dai
baik dalam mengemukakan awal dakwahnya berupa pengenalan, maka hati manusia
akan terbuka untuk menerima dan mereka menjadi senang untuk melaksanakannya.
4. Bertahap dalam Pembebanan
Pekerjaan yang paling sulit dan paling berat adalah aktivitas pendidikan
dan pembinaan karena jiwa-jiwa beragam itu masing-masing mempunyai tabiat yang
khusus dan spesifik. Dari situlah diperlukan cara yang khusus untuk membina dan
memperbaikinya. Oeh karena itu Rasulullah memberikan jalan keluar yang berbeda
kepada setiap orang, dan mengarahkan sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Kemudian setiap dai wajib bersikap lembut dan melakukan pendekatan serta terapi
secara bertahap. Adapun tahap-tahap dalam memberikan pembebanan sebagai berikut
:
5. Memudahkan bukan
menyulitkan
Seorang dai wajib berbicara dengan manusia sesuai dengan kadar akalnya,
sehingga memudahkan apa-apa yang terasa sulit dan menjelasakan apa-apa yang
belum jelas bagi mereka. Diantara mempermudah itu adalah menjauhi sikap sok
fasih dan berlebihan dalam berbicara. Ini adalah suatu sikap dan perbuatan yang
dituntut untuk memiliki oleh setiap dai
6. Yang pokok sebelum yang
cabang
Karena seorang dai wajib membawa objek dakwah menuju keluasan cakrawala
islam dan mengarahkan pribadi mereka dengan penuh semangat dan keimanan kea rah
kehidupan yang islami, yang akan membawa manusia kepada yang hakiki maka
seorang dai perlu untuk terlebih dahulu melaksanakan apa-apa yang menjadi
kewajiban dirinya,baru kemudian dia berupaya mengubah apa-apa yang ada pada
orang lain sampai Allah berkehendak untuk mengubah itu semua dari kerusakan
menjadi kebaikan.
Agar seorang dai dapat berinteraksi dengan jiwa madu, disini seorang dai
wajib memulai dari yang pokok dengan metode yang mudah dipahami oleh objek
objek dakwah, sehingga pesan dakwah sampai kepada mereka.
7. Membesarkan Hati
sebelum Memberi Ancaman
Seruan untuk berbuat kebaikan, melaksanakan ketaatan dan beristiqamah di
atas perintah Allah adalah amal saleh yang sangat ditekankan dalam Al Quran dan
sunnah. Semua itu didahului dengan berbagai janji dan kabar gembira yang banyak
baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu setiap dai wajib mendahulukan
kabar gembira sebelum ancaman.
8. Memahamkan bukan
Mendikte
Semua amal menuntut adanya pemahaman mendalam tentang pokok-pokok ajaran
islam maupun cabang-cabangnya, dasar-dasar islam maupun detail ajarannya. Bukan
sekedar nash-nash yang dibacakan saja, tetapi juga ruh yang menghidupkan dan
cahaya yan menerangi jalan. Dia mempunyai kepedulian dan perhatian yang besar
untuk melihat dirinya, orang lain dan kehidupan ini dengan mata hatinya yang
tajam. Untuk itu seorang dai harus mampu menghidupkan suasana untuk
menyampaikan risalah islam dengan pemahaman yang mendalam dan kepekaan yang
tinggi. Karena islam bukan sekedar tumpukan nash-nash tekstual yang ditransfer
dan diomongkan dari mulut ke mulut sebagaimana yang dipahami oleh sebagaian
orang.
9. Mendidik bukan
Memperlakukan
Yaitu seorang dai tidak boleh mempermalukan madu apabila madu tersebut
berbuat salah melainkan memberikan nasehat yang tidak membuat madu terpuruk dan
putus asa tetapi memberikan nasehat yang mengandung motivasi dan memcerdaskan
madu untuk kembali ke jalan islam.
10. Muridnya Guru bukan
Muridnya Buku
Diantara kesalahan yang paling besar yang diambil oleh seorang da’I yang
mengambil nash- nash Al-Qur'an dan hadits secara langsung dan berguru kepada
buku, tanpa mau merujuk pada orang alim yang mempunyai keahlian dibidang itu.
atau merujuk kepada seorang da’I yang ahli, yang bisa menjelaskan kepadanya
tentang kesulitan–kesulitan yang sedang dihadapi, berupa pemahaman dan segala
sesuatu yang tidak dipahaminya.
c. Konsep Dasar Fiqh
Dakwah Dalam Memahami Sikap Dan Perilaku Sosial Manusia Dengan Lingkungannya
Aktivitas masyarakat
dewasa ini berkembang begitu cepat dan pesat, melampaui kecepatan berpikir
manusia. Demikian ungkap Dr. Ali Gom'ah, Mufti Negara Mesir. Realita ini
berdampak pada munculnya penyikapan-penyikapan yang cenderung datar dan
mengambang dari berbagai macam lapisan masyarakat, termasuk diantaranya para
da'i. Sehingga tidak jarang sikap-sikap tersebut bukannya menyelesaikan
masalah. Akan tetapi malah sebaliknya, semakin menambah runyam permasalahan
yang ada.
Sebagaimana dalam surat
an-Nahal ayat 44
ÏM»uZÉit7ø9$$Î/
Ìç/9$#ur
3
!$uZø9tRr&ur
y7øs9Î)
tò2Ïe%!$#
tûÎiüt7çFÏ9
Ĩ$¨Z=Ï9
$tB
tAÌhçR
öNÍkös9Î)
öNßg¯=yès9ur
crã©3xÿtGt
ÇÍÍÈ
Artinya
: keterangan-keterangan (mukjizat) dan
kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada
umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka[829] dan supaya mereka
memikirkan,
[829] Yakni:
perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam
Al Quran.
Adapun subjek dakwah
pada hakekatnya adalah Allah SWT. Kemudian dalam alquran dijelaskan subjek
dakwah adalah para rasul dan orang-oran mukmin. Kemudian dapat diambil
kesimpulan bahwa yang menjadi subjek dakwah ialah orang- orang mukmin.
Sebagaimana dalam surat Ali-Imran 104 :
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããô‰tƒ ’n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î tböqyg÷Ztƒur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ
Artinya : Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. merekalah orang-orang yang
beruntung.( Ali-Imran 104
2. Objek dakwah
Objek dakwah terbagi
atas dua yaitu :
·
Umat ijabah yaitu orang islam yang sudah islam
·
Umat dakwah yaitu umat non muslim
3. Pesan atau materi
dakwah
Ada dua yaitu :
·
Makkiyah berupa keyakinan/ akidah (beribadah, berpuasa atau mengesakan
Allah)
·
Madaniyah yaitu masalah social
4. Metode dakwah
Ada 3 metode dakwah
berdasarkan surat an nahl 125 yaitu :
·
Metode hikmah yaitu cara dakwah melalui beranekaragam informasi tentang
pemberdayaan akal dalam dalam mengenal Tuhan dengan segala konsekuensi logis
yang dapat mengantarkan orang lain untuk dapat berbuat kepada yang bermanfaat
dalam menempuh kehidupan lahiriah dan batiniah.
·
Metode mauizatul hasanah yaitu metode dakwah dengan penerangan dan
penyiaran sera bimbingan-bimbingan kepada masyarakat dengan mempergunakan gaya
bahasa yang relevan dengan keadaan umat diiringi dengan dalil-dalil yang jelas.
·
Metode mujadilah al lati hiya ahsan yaitu metode dakwah dengan cara diskusi
yang dilandasi argumentasi yang mempergunakan dalil yang kompleksitas dan dapat
memberikan petunjuk.
5. Media dakwah
Merupakan alat dalam melaksanakan proses dakwah seperti
dengan media mimbar, meidia ceetak, dan media eletronik. Yang bertujuan untuk
mengefesienkan penyampaian dakwah
[1]
Moh. Ali aziz, ilmu dakwah edisi
revisi, kencana prenada media group, Jakarta : 2009. Hal 157
[2]
ibid Hal156
[3]
Ahamad sarwat, pengertian
fiqih, artikel, minggu tanggal 24 – 02 – 2013 jam 20: 15
[4]
Ahamad sarwat, pengertian
fiqih, artikel, minggu tanggal 24 – 02 – 2013 jam 20: 15
[5]
Jum’ah amin abdul aziz,
fiqih dakwa, intermedia,solo: 2005, hal 24
[6] A. Hasyimi, dustur dakwah menurut Al-Qur'an, bulan
bintang,Jakarta: 1974 hal 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar