Sabtu, 17 Mei 2014

komunikasi massa


PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSA (MT KOMASSA)
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.
A. Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With What Effect?”
  1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dimaksud dengan lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga.
  1. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Charles Wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut:
    1. publicly. Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau publik.
    2. rapid. Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
    3. transient. Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.
  2. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya.
  3. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audien.
Menurut Charles Wright (dalam Wiryanto, 2005), mass audien memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
    1. Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi;
    2. Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya;
    3. Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.
  1. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.
B. Ciri-ciri komunikasi massa
Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut:
1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis;
2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi;
3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim;
4. Mempunyai publik yang secara tersebar.
Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunike kita tadi harus diformat sebagai berita atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian sampai ke audien. Antara kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Istilah yang sering digunakan adalah interposed. Konsekuensinya adalah, karakteristik yang kedua, tidak terjadi interaksi antara komunikator dengan audien. Komunikasi berlangsung satu arah, dari komunikator ke audien, dan hubungan antara keduanya impersonal.
Karakteristik pokok ketiga adalah pesan-pesan komunikasi massa bersifat terbuka, artinya pesan-pesan dalam komunikasi massa bisa dan boleh dibaca, didengar, dan ditonton oleh semua orang. Karakteristik keempat adalah adanya intervensi pengaturan secara institusional antara si pengirim dengan si penerima. Dalam berkomunikasi melalui media massa, ada aturan, norma, dan nilai-nilai yang harus dipatuhi. Beberapa aturan perilaku normatif ada dalam kode etik, yang dibuat oleh organisasi-organisasi jurnalis atau media.
Dengan demikian, komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolit sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Daftar Pustaka:
McQuail, 1987, Teori Komunikasi Massa ed. 2, Jakarta: Erlangga
Nurudin, 2003, Komunikasi Massa, Malang: CESPUR.
Warsito, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jalaluddin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Shoemaker & Reese, 1996, Mediating the Message: Theories of Influences on Mass Media Content, USA:Longman.

unsur unsur dakwah


2010
BAB II
PEMBAHASAN
A.UNSUR-UNSUR DAKWAH
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Ada pun unsur-unsur tersebut Ialah:
a. Da’i (Pelaku dakwah)
Nasaruddin Lathief mendevenisikan Bahwa dai adalah Muslim dan Muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok.
Seorang dai hendaklah mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang Allah, alam semesta, dan kehidupan, sereta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberi solusi, terhadap problema yang di hadapi manusia, juga cara-cara yang dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan prilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng .
b. Mad’u (Penerima dakwah/Audient)
Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak; dengan kata lain manusia secara keseluruhan.Kepada manusia yang belum beragama islam adlah bertujuan untuk mengajak mereka mengikuti agama islam; sedangkan kepada orang-orang islam adalah untuk meningkatkan lagi kualitas iman, islam, dan ihsan.
Secara umum Al-Qur’an menjelaskan ada tiga tipe mad’u, yaitu : mukmin , kafir, dan munafik .
c. Maddah (Materi Penyampaian Dakwah)
Maddah adlah isi pesan atau meteri yang di sampaikan Da’i kepada Mad’u. Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu:
1. Masalah akidah [Keimanan]
2. Masalah syariah [Hukum]
3. Masala muamalah [hubungan sosial]
4. Masalah Akhlak [Tingkah laku]
d. Wasilah (Media Dakwah)
Wasilah/media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan ajaran islam kepada umat, Hamzah Ya’qup membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu:
1. lisan [berpidato, ceramah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya]
2. Tulisan [karya tulis,majalah, Surat kabar,dan sepanduk]
3. Lukisan [gambar dan Karikatur]
4. Audiovisual [televisi,radio, internet dan sebagainya]
5. Akhlak [melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u].
e. Thariqah (Metode dakwah)
Metode adlah suatu cara yang di tempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia .
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang di pakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah islam.
Secara garis besar ada tiga pokok metode dakwah, yaitu:
1. Bi al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga mudah di mengerti dan mereka tidak merasa bosan dan apa yang da’i sampaikan.
2. Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran islam dengan rasa kasih sayang (lemah lembut), sehingga apa yang disampaikan dai tersebut bisa menyentuh hati si madu.
3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar fikiran atau tanya jawab. Dengan ini dai bisa mengetahui apa yang menjadi pertanyaan oleh sekelompok orang/individu tentang suatu masalah dalam kehidupan.
f. Atsar (Efek)
Dalam setiap aktifitas dakwah pasti akan menimbulkan efek atau reaksi. Artinya jika dakwah telah dilakukan oleh seorang dai dengan materi dakwah, Wasilah dan Thariqah tertentu maka akan timbul respon dan efek pada si Mad’u.
Atsar [efek] sering di sebut dengan Feedback [umpan balik] dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i. Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah berdakwah, maka selesailah dakwah,. Padahal, atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya.
B. Hubungan Antar Unsur-Unsur Dakwah
supaya proses dakwah berjalan dengan sempurna maka seorang dai harus menggunakan metode,materi serta Media yang tepat.
Seorang Dai harus mempunyai Materi yang sesuai dengan situasi dan kondisi mad’u, yang mana dalam Penyampaian materi, si Dai hendaklah menggunakan metode-metode pokok bagi seorang Dai.
Setelah Proses Penentuan materi serta Metode-metodenya terlaksana maka seorang Dai Bisa melaksanakan Dakwahnya melalui media, Baik itu Media lisan tulisan dan sebagainya. Apabila seorang dai telah melakukan tahapan-tahapan di atas maka yang terakhir adalah Proses Evaluasi terhadap dakwah yang di sampaikannya, bagaimana respon ataupun Feedback dari madu.
Evaluasi dan koreksi terhadap efek dakwah harus dilaksanakan secara radikal dan komprehensif, artinya tidak secara parsial atau setengah-setengah. Seluruh kompenen sistem (unsur-unsur) dakwah harus di evaluasi secara keseluruhan. Para dai harus mempunyai jiwa terbuka untuk melakukan pembaharuan dan perubahan. Jika proses evaluasi telah menghasilkan beberapa keputusan, maka segera diikuti dengan tindakan korektif (corrective action). Dan jika proses ini telah dapat terlaksana dengan baik, maka terciptalah mekanisme perjuangan dalam bidang dakwah, dan inilah yang di sebutkan dalam agama dengan sebutan ikhtiar insani .
Jadi, dalam proses penyampaian ajaran agama islam maka si dai harus sangat memperhatikan unsur-unsur dakwah guna mewujudkan efektifitas dalam penyampaian supaya si madu bisa menerima dan mengaplikasikan ajaran-ajaran agama yang telah di sampaikan oleh si Dai tersebut dalam kehidupannya.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Unsur-unsur dakwah ialah suatu komponen atau bagian yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah.hubungan antar unsur-unsur tersebut sangat menentukan efektifitas dan Efisiensi dalam penyampain dakwah.
Unsur-unsur Dakwah:
Da’i, Mad’u, Maddah, Wasilah, Thariqah, dan Atsar.
Kesemuanya ini sangat erat hubungannya dalam proses penyampaian dakwah. Apabila salah satu dari komponen tersebut tidak di perhatikan maka prose penyampaian dakwah tidak akan efektif dan sempurna.
b. Saran
Kami menyadari tentu masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari penulisan serta penyajian dalam Makalah ini, oleh sebab itu kami mengharapkan masukan-masukan dari Dosen Pembimbing Serta teman-teman guna kesempurnaan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Munir,S.Ag.,MA, Wahyu Ilaihi, S.Ag.,MA, Manajemen Dakwah,Jakarta kencana 2009. Ed.1. Cet. 2.
Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, [jakarta: wijaya 1992]